Wednesday, October 5, 2011

Random

Kami dekat hanya sebatas sahabat. Tak menginginkan lebih meskipun seringkali ia menggodaku. Demikian diriku yang sering memancing perasaannya. Perasaan itu memang ada, dulu. Namun kutahu bersahabat mungkin lebih baik. Selama kami bersahabat, kami belum pernah bertatap muka. Bahkan berbicara melalui telepon pun tak pernah.

Malam itu, topik kami membahas lagu-lagu baru. Ia menyarankanku mencari sebuah lagu. Karena aku tak tahu-menahu mengenai lagu itu, ia bertekad memberitahukanku. Ia telepon saat itu juga dan memperdengarkanku sebuah lagu. Lagu yang menurutku sangat indah dan sarat makna. Seperti sebuah lagu yang ditujukan untuk seorang kekasih. Saat itu juga air mataku menetes perlahan di dalam gelapnya malam. Perasaan haru menjalariku.

Semenjak itu kami semakin dekat. Aku memanggilnya dengan nama penyanyi lagu tersebut. Kami saling berlempar ejekan meski hanya dalam sebuah pesan elektronik. Hari demi hari pun kami lalui dengan obrolan yang tak pernah kehilangan topiknya. Ia bercerita kesana-kemari mengenai cita-citanya, demikian juga aku.

Tetapi semua berubah ketika negara api menyerang... #plakk *nggak jadi dramatis*

Kami akhirnya bertemu. Ya, karena kami bersekolah di tempat yang sama. Entah dia tahu diriku atau tidak. Aku tak peduli. Dan semua berubah. Kami jadi saling tak mengenal. Tak ada kontak pesan lagi. Tak ada. Semua berubah. Semua hilang. Semua sirna. Aku kehilangan seorang sahabat.

No comments:

Post a Comment