Monday, November 21, 2011

Hujan..


Taken from weheartit


Aku bisa tersenyum sepanjang hari
Karena hujan pernah menahanmu di sini untukku

TOK..TOK..TOK..
Aku yakin yang mengetuk pintu adalah dia. Ya. Hari ini dia menjemputku untuk suatu urusan. Bukan, dia bukanlah pacarku. Hanya teman. Aku pamitan lalu keluar rumah dan menghampirinya. Dia sedang duduk di atas motor Satrianya. Keren. Kata itu yang terus ingin kuucapkan, tapi tak pernah kusampaikan.
Di perjalanan kami lebih banyak diam. Entah canggung, nggak ada topik, atau alasan yang lain. Akhirnya dia membuka pembicaraan dengan bertanya bagaimana sekolahku. Aku jawab seadanya lalu aku bertanya balik. Sudah, sampai situ. Nggak ada pembicaraan sampai tempat tujuan.

Sesampainya di sana... gedung tersebut sepi. Hanya ada beberapa orang yang sedang latihan. Ada apakah ini? Aku terus bertanya-tanya. Segerombol orang yang telah membuat janji denganku dan dia tak terlihat batang hidungnya. Kami menunggu. Satu persatu ternyata membatalkan janji. Sangat tidak adil!
Kami duduk di anakan tangga depan gedung pusat. Kami seperti orang nggak ada kerjaan. Nggak tahu mau ngapain. Tiba-tiba hujan turun. Deras, sangat deras. Aku mendekatkan posisi dudukku ke tengah anakan tangga, mendekatkan ke dia. Aku memeluk helmku dan dia membuka pembicaraan. Aku mengira dia akan membicarakan tentang kami, atau setidaknya tentangku. Tapi dia bertanya tentang rekan kerjaku, yang ternyata baru-baru ini kuketahui rekan kerjaku adalah sahabatnya.
Lama-kelamaan kami terdiam lagi. Lamat-lamat kudengar dia bersenandung. Aku merasa tenang. Aku merasa ada yang menjagaku. Lama kami menunggu, akhirnya ada satu anggota kami menyusul. Hujan reda dan kami pindah ke dalam. Ke ruang seni. Di sana hanya mereka yang terus berbincang. Mungkin karena sama-sama lelaki. Aku? Didiamkan saja. Mungkin jika saat itu aku bunuh diri atau kencing di situpun mereka takkan peduli.
Mungkin karena bosan, mereka mengajakku beranjak dari sana. Tercetuslah ide untuk cari makan karena kami bertiga, khususnya aku dan dia, sudah terjebak hujan lebih dari tiga jam. Oke kami memutari daerah gedung tapi tak menemukan tempat yang menjual makanan enak dengan harga murah. Akhirnya temanku pulang. Tersisalah aku dan dia. Karena tak memungkinkan kami berdua, yang tak mempunyai hubungan apa-apa, makan bersama, kami memilih pulang.
Kami berpapasan dengan hujan lagi di jalan. Dia tak membawa jas hujan dan kusarankan untuk membelinya. Tapi dia tak berkenan. Alhasil kami berdua hujan-hujanan. Dia sudah basah. Kutawarkan memakai jaketku. Dia tak mau. Ya sudahlah aku dan dia basah total.
Aku tahu dia kedinginan. Aku tahu dia kelaparan. Aku pun demikian. Tapi dia tetap mengantarkanku selamat sampai depan rumah. Terimakasih hujan, telah menahannya tuk bersamaku...

No comments:

Post a Comment